Lautan yang menempati dua pertiga planet bumi ini masih menyisakan banyak misteri, pertanyaan-pertanyaan itu sebagaiannya telah di jawab oleh pengetahuan modern. Tetapi sebagian lagi tetap menyimpan segunung tanda tanya yang belum mampu di jawab oleh otak manusia haoceri ini.
Di antara misteri yang baru saja diungkap oleh ilmuwan laut adalah adanya air tawar di kedalaman lautan. Lautan yang asin airnya itu teryata mengandung air tawar di kedalamannya. Seakan ada dinding pemisah atau membrane yang tidak sanggup ditembus oleh air asin, air tawar yang biasanya datang dari sungai yang tidak tercampur rasanya sedikitpun. Tetap menjadi air yang tawar rasanya.
Secara ilmu oceanography (ilmu kelautan), dinyatakan oleh ilmuwan bahari sebagai berikut, bahwa sifat lautan itu saling bertemu , akan tetapi tidak bercampur satu sama yang lain. Di karenakan gaya fisika yang dinamakann”tegangan permukaan” air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama yang lain, seolah ada dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Ricard A., Jr.1972, principelof oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93)
Sebagai contohnya adalah adanya gelombang besar, arus yang kuat, dan gelombang pasang dilaut tengah dan samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki samudra Atlantik melaui selat jibaltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua tempat ini tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya.
Jika anda termasuk orang yang gemar menonton acara televise “Discovery” passti kenal Mr.Jacquel Yves Costeau. Ia seorang ahli kelautan dan ahli selam terkemuka dari perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam keberdasar samudra di seantero dunia dan membuat film documenter tentang keindahan bawah lautuntuk di tonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur dan tidak melebur air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membrane yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil ini membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tau penyebab pemisah air tawar dan air asin ditengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir jangan-jangan itu hanya halunisasi atau khayalan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapat jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan professor muslim, kemudian ia menceritakan fenomena ganjil itu. Professor itu teringat pada ayat Al-Qur’an tentang bertemunya dua lautan, yang artinya “dia biarkan dua lautan mengalir yang kemudian keduanya bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”(Ar-Rahman 19-20). Setelah itu dia juga membacakan surat Al-Furqan ayat 53 yang isinya juga senada, :Dan dialah yang membiaarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan lain asin lagi pahit; dan dia jadikan keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Dua ayat yang menyimpan misteri ilmu pengetahuan yang harus disingkap ini ditafsirkan oleh setiap generasi sesuai dengan kadar keilmuwan yang telah mereka capai.
Dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tidak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, dimana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak sesuai dengan ayat selanjutnya dari surat Ar Rahman :22, “Dari keduanya keluar mutiar and marjan.” Karena dimuara sungai tidak ditemukan mutiara. Mutiara hanya ada dikedalaman laut.
Banyak pula yang mencontohkan dengan terusan suez dan terusan Panama. Dimana dua laut itu dipisahkan oleh tana genting. Karena terusan itu diperlukan untuk kepentingan transportasi, maka tanah genting itu digali.
Tetapi pengalaman Mr.Costeau menunjukan bahwa dinding pemisah yang tidak Nampak oleh mata manusia. Manusia hanya bisa membuatkan teori fisika dan ilmu kelautan. Sementara sisi ghaibnya, telah disebutkan oleh yang Maha Mengetahui keghaiban, Allah Subhanahhu wata’ala.
Semua yang diungkap oleh pengetahuan modern dan teori yang dibuat para ilmuwan hanya akan semakin memperkuat bukti akan kebenaran Al Qur’an. Yang menunjukan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu yang tidak mungkin disusun oleh manusia. Bukankah tentang dinding pemisah antara dua lautan ini ditemukan pada abad ke-20 M. sedangkan dalam Al-Qur’an ini sudah di sebutkan sejak abad ke-7 M. abad dimana manusia belum tahu banyak tentang banyak kedalaman lautan dan kandungannya.DINDING PEMISAH ANTARA DUA LAUTAN
Lautan yang menempati dua pertiga planet bumi ini masih menyisakan banyak misteri, pertanyaan-pertanyaan itu sebagaiannya telah di jawab oleh pengetahuan modern. Tetapi sebagian lagi tetap menyimpan segunung tanda tanya yang belum mampu di jawab oleh otak manusia haoceri ini.
Di antara misteri yang baru saja diungkap oleh ilmuwan laut adalah adanya air tawar di kedalaman lautan. Lautan yang asin airnya itu teryata mengandung air tawar di kedalamannya. Seakan ada dinding pemisah atau membrane yang tidak sanggup ditembus oleh air asin, air tawar yang biasanya datang dari sungai yang tidak tercampur rasanya sedikitpun. Tetap menjadi air yang tawar rasanya.
Secara ilmu oceanography (ilmu kelautan), dinyatakan oleh ilmuwan bahari sebagai berikut, bahwa sifat lautan itu saling bertemu , akan tetapi tidak bercampur satu sama yang lain. Di karenakan gaya fisika yang dinamakann”tegangan permukaan” air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama yang lain, seolah ada dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Ricard A., Jr.1972, principelof oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93)
Sebagai contohnya adalah adanya gelombang besar, arus yang kuat, dan gelombang pasang dilaut tengah dan samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki samudra Atlantik melaui selat jibaltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua tempat ini tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya.
Jika anda termasuk orang yang gemar menonton acara televise “Discovery” passti kenal Mr.Jacquel Yves Costeau. Ia seorang ahli kelautan dan ahli selam terkemuka dari perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam keberdasar samudra di seantero dunia dan membuat film documenter tentang keindahan bawah lautuntuk di tonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur dan tidak melebur air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membrane yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil ini membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tau penyebab pemisah air tawar dan air asin ditengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir jangan-jangan itu hanya halunisasi atau khayalan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapat jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan professor muslim, kemudian ia menceritakan fenomena ganjil itu. Professor itu teringat pada ayat Al-Qur’an tentang bertemunya dua lautan, yang artinya “dia biarkan dua lautan mengalir yang kemudian keduanya bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”(Ar-Rahman 19-20). Setelah itu dia juga membacakan surat Al-Furqan ayat 53 yang isinya juga senada, :Dan dialah yang membiaarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan lain asin lagi pahit; dan dia jadikan keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Dua ayat yang menyimpan misteri ilmu pengetahuan yang harus disingkap ini ditafsirkan oleh setiap generasi sesuai dengan kadar keilmuwan yang telah mereka capai.
Dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tidak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, dimana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak sesuai dengan ayat selanjutnya dari surat Ar Rahman :22, “Dari keduanya keluar mutiar and marjan.” Karena dimuara sungai tidak ditemukan mutiara. Mutiara hanya ada dikedalaman laut.
Banyak pula yang mencontohkan dengan terusan suez dan terusan Panama. Dimana dua laut itu dipisahkan oleh tana genting. Karena terusan itu diperlukan untuk kepentingan transportasi, maka tanah genting itu digali.
Tetapi pengalaman Mr.Costeau menunjukan bahwa dinding pemisah yang tidak Nampak oleh mata manusia. Manusia hanya bisa membuatkan teori fisika dan ilmu kelautan. Sementara sisi ghaibnya, telah disebutkan oleh yang Maha Mengetahui keghaiban, Allah Subhanahhu wata’ala.
Semua yang diungkap oleh pengetahuan modern dan teori yang dibuat para ilmuwan hanya akan semakin memperkuat bukti akan kebenaran Al Qur’an. Yang menunjukan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu yang tidak mungkin disusun oleh manusia. Bukankah tentang dinding pemisah antara dua lautan ini ditemukan pada abad ke-20 M. sedangkan dalam Al-Qur’an ini sudah di sebutkan sejak abad ke-7 M. abad dimana manusia belum tahu banyak tentang banyak kedalaman lautan dan kandungannya.
0 komentar:
Posting Komentar